infojatengupdate.com – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hidayana menyoroti faktor gizi sebagai salah satu penyebab performa Timnas Indonesia belum maksimal dalam pertandingan internasional.

Komentar ini disampaikan Dadan menyusul kekalahan yang dialami Timnas Indonesia beberapa waktu lalu. Ia menilai bahwa buruknya kualitas gizi para pemain menjadi salah satu kendala utama.

“Jangan heran kalau PSSI itu sulit menang karena main 90 menit berat. Kenapa? Karena gizinya tidak bagus. Dan banyak pemain bola lahir dari kampung,” ujar Dadan di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Sabtu (22/3/2025).

Peran Gizi dan Pemain Naturalisasi

Ia menambahkan, saat ini kondisi Timnas Indonesia sedikit membaik karena terdapat 17 pemain yang berasal dari luar negeri, khususnya Belanda, yang sudah terbiasa mengonsumsi makanan bergizi sejak kecil.

“Sekarang PSSI sudah agak baik karena 17 pemainnya merupakan produk makan bergizi di negeri Belanda,” imbuhnya.

Bandingkan dengan Jepang dan Australia

Namun demikian, Dadan menyebut Timnas masih belum bisa menyaingi kekuatan tim seperti Australia dan Jepang. Ia memuji keberhasilan Jepang dalam membangun tradisi makan bergizi selama lebih dari satu abad.

“Apalagi Jepang yang makan bergizi sudah 100 tahun, IQ rata-rata tertinggi dunia Jepang karena makan bergizinya sudah 100 tahun,” tuturnya.

Menurutnya, olahraga bukan hanya menuntut kekuatan fisik, tetapi juga kecerdasan dalam mengambil keputusan saat bermain. Dalam sepak bola, pemain harus memiliki kemampuan membaca situasi dan mengoper bola dengan tepat.

Selain membahas performa timnas, Dadan juga menyinggung tentang pertumbuhan penduduk Indonesia. Ia memperkirakan bahwa pada tahun 2045, populasi Indonesia akan meningkat hingga 324 juta jiwa.

Ia menyoroti bahwa mayoritas pertumbuhan tersebut berasal dari keluarga miskin dan rentan miskin, dengan rata-rata anggota keluarga lebih banyak.

“Dari mana super pertumbuhan penduduk Indonesia yang masih akan tumbuh 324 juta, yaitu dari keluarga miskin dan rentan miskin yang anggota rumah tangganya kelas miskin itu 4,78,” jelasnya.

Kekhawatiran Presiden Prabowo soal Generasi Masa Depan

Hal ini, lanjut Dadan, menjadi perhatian khusus Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam mempersiapkan generasi muda yang akan menjadi tenaga kerja produktif di masa depan.

“Anak yang sekarang masih dalam kandungan, kemudian anak balita, anak TK, anak SD, SMP, SMA, 20 tahun kemudian ini akan menjadi tenaga kerja produktif. Kalau kita tidak intervensi kita khawatir tenaga kerja produktif ini akan berkualitas rendah,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Jersey Tandang Baru Timnas Indonesia Resmi Dirilis

Jersey Tandang Timnas Indonesia 2025 akhirnya resmi diperkenalkan pada Senin (3/2/2025) sore…

Tak Didampingi Ajudan, Kepala Daerah Harus mandiri Retreat di Akmil Magelang

infojatenguppdate.com – 17/02/2025, 17.35 WIB. Jakarta, Infojatengupdate.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri)…

Garuda Calling! Inilah Skuad Sementara Timnas Indonesia untuk Lawan Australia dan Bahrain

infojatengupdate.com – Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, resmi mengumumkan daftar pemain yang…

Banjir Grobogan: Penanganan Darurat oleh Pemprov Jateng

infojatengupdate.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) mengirimkan 5 ekskavator guna…