infojatengupdate.com – Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang memiliki peran strategis dalam menyebarkan Islam di Nusantara. Berdiri pada akhir abad ke-15, kerajaan ini menjadi pusat dakwah Islam dan memainkan peran kunci dalam pergolakan politik pada masa transisi dari era Hindu-Buddha ke era Islam di Jawa.

Awal Berdirinya Kerajaan Demak

Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, yang diyakini sebagai keturunan Raja Majapahit, Brawijaya V, dari istri keturunan Tionghoa. Setelah runtuhnya Majapahit akibat konflik internal dan serangan dari kerajaan-kerajaan lain, Raden Patah membangun Demak sebagai pusat kekuasaan baru dengan dukungan para ulama, terutama Wali Songo.

Letak Demak yang strategis di pesisir utara Jawa menjadikannya pusat perdagangan dan penyebaran Islam. Selain itu, kerajaan ini menarik banyak pedagang dari Gujarat, Arab, dan Tiongkok, yang turut mempercepat penyebaran agama Islam melalui jalur perdagangan.

Peran Wali Songo dalam Kemajuan Demak

Wali Songo, sembilan ulama besar yang berperan dalam Islamisasi Jawa, memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Demak. Mereka tidak hanya menyebarkan ajaran Islam melalui dakwah, tetapi juga melalui seni, budaya, dan pendidikan. Sunan Kalijaga, salah satu tokoh utama Wali Songo, menggunakan wayang kulit dan tembang-tembang Jawa untuk menyampaikan ajaran Islam secara lebih mudah diterima masyarakat.

Masjid Agung Demak, yang didirikan oleh Raden Patah dan para Wali Songo, menjadi simbol kejayaan Islam di Jawa. Arsitektur masjid ini menggabungkan unsur Hindu-Jawa dengan nilai-nilai Islam, mencerminkan perpaduan budaya yang khas dalam perkembangan Islam di Indonesia.

Masa Kejayaan Kerajaan Demak

Di bawah kepemimpinan Sultan Trenggana (1521-1546), Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya. Sultan Trenggana melakukan ekspansi besar-besaran untuk memperluas pengaruh Islam ke berbagai wilayah, termasuk Jawa Timur, Kalimantan, dan Sumatera bagian selatan.

Salah satu prestasi terbesar Demak adalah upayanya dalam melawan Portugis yang menguasai Malaka sejak tahun 1511. Pada tahun 1527, Demak mengirim pasukan di bawah pimpinan Fatahillah untuk merebut Sunda Kelapa dari pengaruh Portugis. Keberhasilan ini kemudian mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang kelak menjadi cikal bakal Jakarta.

Konflik Internal dan Keruntuhan Demak

Setelah wafatnya Sultan Trenggana, terjadi perebutan kekuasaan di antara keluarga kerajaan. Putra Sultan Trenggana yang masih kecil tidak dapat mempertahankan kekuasaan, sehingga terjadi kudeta oleh adipati Jipang, Arya Penangsang. Konflik ini melemahkan kerajaan dan menyebabkan jatuhnya Demak ke tangan Jaka Tingkir (Hadiwijaya), yang kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang pada tahun 1568.

Meskipun runtuh, warisan Demak tetap hidup dalam sejarah Islam Nusantara. Pengaruhnya terlihat dalam berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam selanjutnya, seperti Pajang dan Mataram Islam, serta dalam tradisi keislaman yang masih kuat di Jawa hingga saat ini.

Kunjungi berita atau artikel lainnya di infojatengupdate.com!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Aksi ‘Indonesia Gelap’ di Provinsi Jawa Tengah, Soroti Kebijakan Efisiensi Anggaran

Semarang, infojatengupdate.com – Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Jawa Tengah menggelar…

Asal Usul Kromoleo di Magelang: Menelusuri Jejak Sejarah dan Budaya

Kromoleo merupakan salah satu warisan budaya yang tak ternilai di kawasan Magelang,…

Ahmad Luthfi-Taj Yasin Resmi Dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2025-2030

Jakarta, infojatengupdate.com – Kamis, 20 Februari 2025. Ahmad Luthfi dan Gus Taj…

Tepergok Jajan di Resto, Napi Korupsi Lapas Semarang Dipindah ke Nusakambangan

infojatengupdate.com – 10/02/2025, 14.00 WIB Semarang – infojatengupdate.com – Terpidana kasus korupsi,…