infojatengupdate.com – Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengeluarkan peringatan dini terkait peningkatan kasus Flu Singapura atau penyakit tangan, kaki, dan mulut (Hand, Foot, and Mouth Disease/HFMD) di sejumlah daerah di Indonesia.

Kasus paling tinggi tercatat di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, khususnya di wilayah padat penduduk dan daerah dengan populasi anak usia dini yang tinggi.


Apa Itu Flu Singapura?

Flu Singapura merupakan penyakit infeksi virus enterovirus yang menyerang anak-anak, terutama usia di bawah 10 tahun. Penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti air liur, lendir, atau tinja dari penderita.

Gejalanya sering kali menyerupai flu biasa, sehingga banyak orang tua terlambat menyadari hingga muncul ruam atau luka di tangan, kaki, dan mulut.


Gejala Umum Flu Singapura

Menurut Kemenkes, berikut gejala yang perlu diwaspadai:

  • Demam tinggi
  • Luka atau sariawan di mulut
  • Ruam atau bintil merah di telapak tangan dan kaki
  • Nafsu makan menurun
  • Anak rewel atau lemas
  • Kadang disertai muntah dan diare ringan

Masa inkubasi penyakit ini berlangsung antara 3–6 hari, dan penularan paling mudah terjadi di lingkungan sekolah atau penitipan anak.


Lonjakan Kasus di Awal 2025

Berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), tercatat lebih dari 4.500 kasus HFMD per April 2025 di seluruh Indonesia. Angka ini meningkat 2,5 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Di Jawa Tengah, wilayah seperti Kota Semarang, Kudus, dan Banyumas melaporkan adanya klaster kasus di PAUD dan TK, memicu kekhawatiran orang tua dan tenaga pendidik.


Penularan dan Pencegahan

Flu Singapura sangat menular, terutama melalui:

  • Percikan ludah saat bersin atau batuk
  • Kontak dengan benda yang terkontaminasi (mainan, peralatan makan)
  • Ganti popok atau bersentuhan dengan feses penderita

Cara mencegahnya antara lain:

  1. Rutin mencuci tangan dengan sabun
  2. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan rumah
  3. Menjaga daya tahan tubuh anak dengan asupan gizi seimbang
  4. Menghindari kontak dengan anak yang sedang sakit
  5. Disinfeksi mainan atau benda yang sering disentuh anak

Jika anak mengalami gejala, disarankan untuk tidak masuk sekolah selama 7–10 hari agar tidak menularkan ke anak lain.


Apakah Flu Singapura Berbahaya?

Sebagian besar kasus HFMD dapat sembuh sendiri dalam waktu 7–10 hari tanpa komplikasi serius. Namun, pada kasus tertentu, infeksi ini bisa memicu:

  • Dehidrasi karena anak sulit makan/minum akibat sariawan
  • Radang otak (ensefalitis) pada kasus yang sangat jarang
  • Infeksi sekunder jika luka tidak dirawat dengan baik

Penutup

Kemenkes mengimbau seluruh pihak, terutama sekolah dan orang tua, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Flu Singapura, khususnya di tengah musim pancaroba. Edukasi kebersihan sejak dini dan deteksi gejala awal merupakan langkah penting untuk menekan angka penularan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Waspadai Sariawan Kronis pada Lidah, Bisa Jadi Tanda Kanker

Sariawan kronis pada lidah bisa menjadi tanda kanker lidah. Jika sariawan berlangsung…

Tren Kesehatan Mental : Lonjakan Konsultasi Psikologi Online Tembus 200 Persen

infojatengupdate.com – Di tahun 2025, kesadaran akan kesehatan mental di Indonesia mengalami…

Marak Kasus Kolesterol di Usia Muda, Dokter: Gaya Hidup Buruk Jadi Pemicu Utama

infojatengupdate.com – Kasus kolesterol tinggi di usia muda semakin meningkat di Indonesia.…

BPJS Kesehatan Terapkan Aturan Baru Mulai Mei 2025, Ini Dampaknya Bagi Peserta Kelas Mandiri

infojatengupdate.com – Mulai Mei 2025, BPJS Kesehatan akan menerapkan skema baru integrasi…